Peserta Musyawarah Perayaan 17 Agustus 1945 |
Ketua Karang Taruna “Mattiro” Desa Bonto Jai memimpin langsung musyawarah tersebut. Peserta Musyawarah cukup merespon, setelah mendengarkan gambaran umum pelaksanaan kegiatan yang rencana akan dilaksanankan. “Saya sangat mendukung kegiatan tersebut, apalagi jika yang dipertandingkan adalah permainan peninggalan nenek moyang kita yang sudah hampir tidak dikenal lagi oleh generasi pelanjut. Bukan berarti memutar kembali waktu, tetapi upaya untuk melestarikan permainan-permainan tersebut, Kata Saenong, SPd, MM yang juga sebagai anggota BPD Desa Bonto Jai.
Dukungan warga bukan hanya secara moril bahkan sampai pada dukungan finansial. Pada musyawarah tersebut uang yang terkumpul sebesar Rp 1.750.000. diantaranya yang menyumbang, Saenong, SPd, MM (Anggota BPD) sebesar Rp 500.000, Sattar, SPI, MM (Anggota BPD) sebesar RP 200.000, M. Bakri Liwang (Ketua Bumdes) sebesar Rp 50.000 dan dari Pemdes (Ibu PKK) sebesar Rp 1.000.000. “kami juga akan memfasilitasi panitia untuk ketemu dengan Perusahaan (Kontraktor) yang menangani pelabuhan di Desa Bonto Jai, Kata Kepala Desa Bonto Jai dalam musyawarah tersebut. “Segera Panitia membuat rincian anggaran yang dibutuhkan, kemudian les-les kerumah masyarakat yang dianggap mampu”, Lanjut Baharuddin, S.Ag, MM, Ketua BPD Desa Bonto Jai.
Rencana perayaan 17 Agustus 1945 ini di inisiasi oleh Pemuda Desa/ Karang Taruna “Mattiro” Desa Bonto Jai yang kemudian di Koordinasikan kepada pemerintah Desa Bonto Jai. Harapan itu, direspon positif oleh Kepala Desa Bonto Jai, Muhammad Saleh yang pada tahun 2007 pernah melaksanakan kegiatan tersebut dengan rangkaian kegiatan cukup banyak dan pelaksanaannya tergolong sukses. Hasil refleksi kegiatan yang dilakukan beberapa tahun yang lalu menjadi rancangan awal untuk memaksimalkan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun ini.
Tujuan umum perayaan 17 agustus 1945 ini adalah mengembalikan/ mengingatkan kembali permainan-permainan tempo dulu yang merupakan peninggalan nenek moyang kita, kurang lebih namanya seperti, Longgak, Hadang, Boi-boi, Kastik, A’dan, gasing, dan lain-lain. tentu tanpa menhilangkan permainan yang sudah ada seperti Sepak Bola, Takraw, Volly, Tarik Tambang serta Lomba Dayung sebagai ciri Khas daerah pesisir. Bahkan ada yang mengusulkan Lomba Masak, dengan harapan ibu-ibu rumah tangga juga bisa terlibat didalamnya.
Permainan-permainan klasik ini akan di pertandingkan pada momentum 17 agustus nantinya. Selain itu, tujuan paling penting dari rangkaian kegiatan ini adalah memperkuat persatuan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Meningkatkan kecintaan kepada Desa secara khusus dan secara umum Negara Indonesia sebagai bagian dari hasil perjuangan para pahlawan bangsa.
Rencana kegiatan ini dimulai pada tanggal, 11 sampai dengan 16 Agustus 2014 kemudian dilanjutkan dengan penerimaan hadiah sekaligus pesta rakyat dimalam 17 Agustus 2014.